Patofisiologi Gastrointestinal

0 komentar

 

1. Gangguan pada Esofagus

 
Esophagus merupakan suatu organ silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm dan berdiameter 2 cm, yang terbentang dari hipofaring hingga kardia lambung. Esophagus terletak di anterior vertebrae dan menembus hiatus diafragma tepat di anterior aorta. Esophagus terutama berfungsi menghantarkan bahan yang dimakan dari faring ke lambung.
Pada kedua ujung esophagus terdapat otot sfingter. Otot krikofaringeus membentuk sfinter esophagus bagian atas dan terdiri atas serabut-serabut otot rangka. Bagian esophagus ini secara normal berada dalam keadaan tonik atau kontraksi kecuali pada waktu menelan. Sfingter esophagus bagian bawah, walaupun secara anatomis tidak nyata bertindak sebagai sfingter dan berperan sebagai sawar terhadap refluks isi lambung ke dalam esophagus. Dalam keadaan normal sfingter ini menutup, kecuali bila makanan masuk ke dalam lambung atau waktu berdahak atau muntah.
Ada banyak kasus tentang gangguan pada esophagus, diantaranya adalah “AKASILA,HERNIA HIATAL & TUMOR ESOPHAGUS”. Akalasia merupakan suatu
gangguan motilitas primer esofagus yang ditandai oleh kegagalan sfingter esofagus bagian distal yang hipertonik untuk berelaksasi pada waktu menelan makanan dan hilangnya peristalsis esofagus. Kelainan ini menyebabkan obstruksi fungsional dari batas esofagus dan lambung. Akibatnya, terjadi stasis makanan dan selanjutnya timbul dilatasi esofagus. Keadaan ini akan menimbulkan gejala dan komplikasi tergantung dari berat dan lamanya
kelainan yang terjadi. Secara klinis akalasia dibagi menjadi akalasia primer dan sekunder yang dihubungkan dengan etiologinya. Hernia Hiatal adalah penonjolan dari suatu bagian lambung melalui diafragma, dari posisinya yang normal di dalam perut.Diafragma adalah lembaran otot yang digunakan untuk bernafas, yang merupakan pembatas antara dada dan perut. Pada sliding hiatal hernia, perbatasan antara kerongkongan dan lambung, juga sebagian dari lambung, yang secara normal berada di bawah diafragma, menonjol ke atas diagragma. Pada hernia hiatal paraesofageal, perbatasan antara kerongkongan dan lambung berada dalam tempat yang normal yaitu di bawah diafragma, tetapi bagian dari lambung ada yang terdorong ke atas diafragma dan terletak di samping kerongkongan.

Karsinoma esofagus secara umum merupakan tumor yang sangat agresif dengan prognosis yang buruk. Biasanya tumor ini ditemukan dalam stadium lanjut dimana penyembuhan sudah sulit dilakukan.1 Dengan kemajuan dibidang endoskopi dan teknik pencitraan, tumor esofagus dapat ditemukan sejak dini, sehingga dapat dilakukan tindakan kuratif.
Reseksi esofagus masih merupakan pilihan utama penanganan karsinoma esofagus. Beberapa tahun terakhir, dengan perbaikan standar teknik operasi dan perawatan perioperatif, angka morbiditas dan mortalitas operasi karsinoma esofagus telah menurun. Angka kesembuhan meningkat, dan apabila tidak mungkin disembuhkan lagi dapat diberikan terapi paliatif yang berkualitas.

Pengertian.
Akalasia merupakan suatu gangguan motilitas primer esofagus yang ditandai oleh kegagalan sfingter esofagus bagian distal yang hipertonik untuk berelaksasi pada waktu menelan makanan dan hilangnya peristalsis esofagus. Kelainan ini menyebabkan obstruksi fungsional dari batas esofagus dan lambung. Akibatnya, terjadi stasis makanan dan selanjutnya timbul dilatasi esofagus. Keadaan ini akan menimbulkan gejala dan komplikasi tergantung dari berat dan lamanya kelainan yang terjadi. Secara klinis akalasia dibagi menjadi akalasia primer dan sekunder yang dihubungkan dengan etiologinya.
Sumber :  http://dianhusadasamsularifien.blogspot.com/p/gangguan-pada-esofagus.html

2. Gangguan pada Lambung dan Duodenum
Jangan Sepelekan Penyakit Maag
Sakit maag adalah nama akrab dari salah satu gangguan pada sistem pencernaan kita.? Dalam dunia kesehatan, istilah yang dipakai adalah ulkus peptikum (tukak peptik), yang bisa menyerang lambung maupun duodenum. Lambung dan duodenum adalah bagian dari organ pencernaan kita. Sebagaimana kalian ketahui, sistem pencernaan kita terdiri dari bermacam-macam organ, yang dimulai dari mulut hingga anus. Lambung dan duodenum ini adalah tempat mencerna makanan tahap kedua setelah makanan dicerna di mulut kita. Gangguan or radang pada lambung dan duodenum ini juga disebut sebagai gastritis dari duodenitist.
Bagaimana terjadinya gangguan pada lambung/duodenum? Begini nih ceritanya: Makanan yang masuk ke lambung akan dicerna secara kimiawi dengan bantuan enzim pepsin dan renin serta asam lambung (HCl). Pada orang sehat, terdapat suatu keseimbangan antara enzim dan asam lambung dengan daya tahan mukosa lambung (lapisan lendir pada lambung). Artinya keberadaan enzim dan asam lambung tidak menimbulkan gangguan pada lapisan mukosa lambung. Mereka hidup bertetangga dengan baik, sehingga suasana damai tercipta dalam rongga lambung. Bila terjadi gangguan keseimbangan, maka akan terjadi kerusakan pada mukosa yang menimbulkan rasa sakit (nyeri). Bila gangguan ini terjadi terus menerus, maka terjadi luka pada lapisan mukosa lambung.
Rasa nyeri ini disebabkan oleh rangsangan asam lambung terhadap lapisan mukosa lambung, sehingga ujung-ujung syaraf yang ada padanya lebih peka terhadap rasa nyeri. Rasa nyeri ini biasanya dirasakan di daerah ulu hati dan terasa jelas sehingga bisa ditunjukkan dengan pasti lokasinya. Kadang-kadang nyeri ini dirasakan di dinding dada depan atau bisa juga di punggung. Selain nyeri, rangsangan asam lambung tadi juga mengakibatkan munculnya rasa mual. Nyeri ini akan terasa saat lambung kosong dan hilang setelah diisi makanan.
Gejala khas pada gangguan di duodenum adalah nyeri pada malam hari. Tidak semua penderita sakit maag merasakan adanya keluhan seperti tersebut di atas. Ada juga yang tanpa gejala, tapi tiba-tiba terjadi muntah darah atau buang air besar dengan darah yang menghitam. Oleh karena itu perlu waspada setiap saat. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan pada semua usia. Karena begitu sering terjadi, maka penyakit ini termasuk salah satu masalah dalam bidang kesehatan. (gaulislam.com)
Sumber :  http://dianhusadasamsularifien.blogspot.com/p/gangguan-pada-lambung-dan-duodenum.html

3. Gangguan Pada Usus Halus
Salah satu penyakit yang dapat terjadi di usus halus adalah kanker usus atau disebut juga limfoma.Limfoma, kanker yang tumbuh pada bagian tengah usus halus (jejunum) atau bagian bawah usus halus (ileum).
Limfoma bisa menyebabkan bagian usus menjadi kaku dan memanjang.Namun kanker ini lebih sering ditemukan pada penderita penyakit seliak.Gejala yang terjadi pada penderita limfoma adalah Sakit atau kram di tengah perut, terdapat sebuah benjolan di perut ,Darah pada tinja ,Anemia serta demam. Cara pengobatan penyakit ini masih sama seperti kanker lainnya yaitu dengan kemoterapi.



Selain limfoma penyakit pada usus halus juga disebut tumor karsinoid.Tumor karsinoid biasanya berasal dari sel-sel pembentuk hormon yang melapisi usus halus (sel-sel enteroendokrin) atau sel-sel lainnya pada saluran pencernaan,
Sebagian besar penderita memiliki gejala yang menyerupai kanker usus, terutama nyeri perut dan perubahan dalam kebiasaan buang air besar sebagai akibat dari adanya penyumbatan. Usus halus, terutama ileum, adalah bagian yang paling sering terkena tumor karsinoid.
Tumor bisa menyebabkan penyumbatan dan perdarahan ke dalam usus, yang bisa menimbulkan gejala berupa darah dalam tinja, nyeri kram perut, perut menggelembung dan muntah.
Tumor karsinoid bisa mengeluarkan hormon yang menyebabkan diare dan kemerahan di kulit.

Sumber :  http://abdisiswa09.blogspot.com/2010/01/struktur-usus-halus-dan-penyakit_12.html

4. Gangguan Pada Usus Besar
 

Dilihat dari bentuknya usus besar terdiri dari tiga bagian yaitu bagian usus menaik, bagian usus mendatar, dan bagian usus menurun. Adanya gangguan-gangguan tertentu menyebabkan usus besar mengalami kelainan dan berubah dari bentuk normalnya. Beberaoa kelainan yang sering terjadi pada usus adalah sebagai berikut:
· Prolapsus (usus menggangung), terjadi penggantungan organ atau jaringan ke arah bawah; dalam usus dua belas jari. Kondisi ini dapat menurunkan tekanan organ. Merusak sirkulasi dan fungsi usus.
· Prolapsus on lower with organ pressure. Usus menggantung dengan disertai tekanan pada organ dibawahnya.
· Spasm. Penyempitan pada bagian tertentu di usus. Gejala yang biasa muncul antara lain: terjadi kram (kejang otot) dan pengetatan otot.
· Balooned Sigmoid. Pembesaran usus besar akibat penimbunan gas atau bahan feses.
· Stricture. Pengecilan bagian-bagian tertentu pada usus.
· Diverticulata. Munculnya kantong-kantong kecil pada bagian tertentu di usus besar. Kantong-kantong tersebut disebabkan oleh protusi selaput lendir (mucus membrane) lewat kerusakan pada lapisan otot usus besar. Divertikula adalah titik-titik lemah pada dinding kolon dan kadang-kadang dapat pecah dan memungkinkan terjadi infeksi disekitarnya (kondisi ini disebut diverticulities). Namun untunglah, kebanyakan pengidap divertikulata tidak mengalami divertikulitis. Umumnya terasa nyeri pada perut bagian bawah, obstipasi dan diare oleh gangguan motilities sigmoid.
· Colitis. Penggembungan pada sebagian usus besar sementara bagian yang lain terjadi penyempitan. Colitis merupakan radang akut yang amat perih pada usus besar yang timbul pada konstipasi lanjuran dan diare. Kondisi seperti ini sering disebabkan akibat tekanan emosi dan kecemasan. Kelainan uni umumnya ditemukan pada orang muda (usia 15-30 tahun) dan usia lanjut (60-80 tahun). Wanita memiliki peluang lebih besar mengalami kelainan ini dibandingkan pria. Gejala utama yang biasa muncul pada penderita penakit ini antara lain: pendarahan dari rektum dan diare bercampur darah, nanah dan lendir. Biasanya disertai tenesmi dan kadang inkntinensia alvus (perut dengan isinya). Biasanya penderita mengalami demam, mual, muntah dan berat badan menurun.
Sumber :  http://romansah.wordpress.com/2009/02/24/kelainan-pada-usus-besar/
 

Patofisiologi Kardiovaskuler Dian Husada Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting